Biografi
Fata Ibnu Hajar
Fata Ibnu Hajar pria yang termasuk kategori lelaki humoris ini lahir 01 oktober 1992 di kota tanjung balai.Anak ke
– 5 dari 6 bersaudara.Setelah menyelesaikan SMA-nya di SMA NEGERI 1 Tanjung
Balai ia pun lanjut kejenjang perguruan tinggi di sebuah universitas swasta di
Medan.Universitas Muslim Nusantara Al- Washliyah mengambil Fakultas Keguruan
dan Imu Pendidikan(FKIP) dengan program
studi Pend.Bahasa Indonesia.Beranjak
dari sebuah komunitas bernama“Bengkel Sastra” di kotanya, ia melanjutkan
kegemarannya di panggung teater melalui jurusan yang diambilnya.Beberapa karya
pementasan telah berhasil dipentaskan di dalam maupun diluar kampus, selaku
naskah dan sutradara adapun karya – karyanya sebagai berikut :
- Jerit
- Mayor Soepiono
- Izajah
- sarjana Muda
- Alah mak Oi
- Oh ini dia
- Raung Politisi
- Mesin jait using,
- baju kotor Oemar Bakri
- Maimunah
- Puing Reformasi
- Sotoy
- Jorit Pak Ulong
- Markonah
- Suminten
- Kopi putih
- Apa beda susu dengan Air putih kan sama- sama putih?
- Rakus
- Jembatan Untuh
- Meong – meong Pejabat
- Kupinang
- Buyung Apes
- Kata mereka !
- Sumur Dusta
- Aku tak gila
- Sengatan lebah banci
- Berkas tertimbun
- Mayang asih
- Bulan persegi dan beberapa judul lainnya yang dimainkan bersama para punggawa Bengkel Sastra
Pada awal tahun 2013 kemarin dalam sebuah pagelaran yang
bertajuk “Karya Sang Musafir” pria berambut keriting ini juga meluncurkan
beberapa karyanya diantaranya :
- Ini Kami !
- Senandung Malam
- Izajah using
- Bulan Mengembang
- Masukkan bapak dalam perut nenek
Dalam waktu dekat beliau juga akan menampilkan pementasan dengan
judul “Perintah Konyol” dan Kreator Gendut ( dalam penggarapan )
Sekarang pria pesisir ini merupakan pimpinan Redaksi Bengkel
sastra yang berpusat di Tanjung
Balai.Didalam kampus sendiri lelaki ini dipercayakan sebagai Ketua Umum Unit Kegiatan
Mahasiswa – SENI UMN Al – Washliyah. Beliau
memiliki motto hidup “SMART” dimana ini merupakan singkatan dari Shaleh,
Mumpuni, Akhlak Rajin dan Terampil.Fans fanatik Butet Kartadjasa ini juga
sering sekali berlakon di diemperan kampus bermain teaterikal untuk
menghidupkan suasana seni dilingkungan kampus, bukan tidak sering ia katakan
orang lebay karena tingkah anehnya.Semua
kata – kata orang ia jadikan sebagai kritik yang membuat ia terus berjuang
dalam panggung teater. Pria yang gemar
bermimpi ini juga berhasil mendapatkan gelar aktor Kampus dikalangan para civitas akademik.Tugas besarnya
sekarang ini beliau katakan adalah berusaha untuk membangkitkan semangat budaya
melalui pementasan – pementasan seni dengan menciptakan para lakon yang handal.Lelaki
bertubuh besar ini sangat gemar membuat hasil karya yang identik menanggapi
system demokrasi di negara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harus Okee :