Jumat, 30 November 2012

Puisi Agung Suharmanto


Semua Untuk Mu
Cipt : Agung Suharmanto


Terbang bersama sang bintang…
Menghirup stmosfer yang sejuk…
Melanglang buana ke alam bebas…
Itu semua yang kurasakan…
Ketika ku melihat wajah manismu…

Melodi indah kulantunkan…
Senyuman manis kuberikan…
Tembok cina ku ambil hanya untukmu…
Karena ku bahagia bila melihatmu tersenyum…
Karena semua untuk kamu…
Ya… Semua untuk kamu…

Aku biarkan perasaan ini…
Aku menunggu perasaan ini…
Karena aku hanya ingin kau tersenyum…
Tersenyum manis kepadaku…
Bukan karena keterpaksaan…

Pukulan keras menghantam ragaku…
Aliran listrik menyetrum jiwaku…
Terjatuh dari lantai teringgi…
Itulah yang ku mulai rasakan…
Ketika aku tahu…
Engkau telah memiliki seorang kekasih…
Sakit…sakit…sakit sekali…

Senyuman yang kau berikan selama ini…
Itu apa??
Ternyata kekasihnya ada di belakang ku…
Yang tersenyum juga…
Serasa hati ini di remas oleh tangan mu…
Walau kau tidak tahu perasaanku…
Perasaan yang selama ini aku rasakan…

Puisi Bengkel Sastra

Bengkel Sastra
 
Tertawa bukan berarti senang
Menangis bukan berarti bersedih
Berteriak bukan berarti sengsara
Tapi kami berseni dalam canda
Disinilah tempat kami semua
Tempat kami berkreasi dalam seni

Inilah kami Bengkel Sastra
Melakonkan hidup dalam drama
Membangun renungan dalam cerita

Inilah kami Bengkel Sastra
Rumah yang kami bangun bersama
Rumah tempat kami berkarya
Tempat kami berkomedi dengan arti
Bersenang tapi penuh renungan

Inilah kami Bengkel Sastra
Tiada kata tanpa makna
Jika kami yang bercerita
Susah senang kami jalin bersama
Loyalitas jadi senjata utama
Jauh, dekat, tangis, bahagia
Kami selalu bersama
Dirumah kami,
Rumah yang kami cintai
Bengkel Sastra.

Inilah cerita kami
Cerita dalam duka
Cerita dalam bahagia
Karena kami Bengkel Sastra

Penghalang kami bukanlah cacian
Hinaan pun tak dapat menyurutkan kami
Tapi semua itu kami jadikan motivasi
Motivasi untuk berkarya
Inilah cerita kami
Kami Bengkel Sastra

#Bengkel Sastra, Grebek Sayang !

Puisi Wahyu Panjaitan ( Alumni BS )

"WALI KAMI"

ITUKAH MATAMU....
ITUKAH HIDUNGMU...
ITUKAH BIBIRMU...
APA MEMANG ITU WAJAHMU...
"A" KATAMU
NYATANYA "B"...
"SATU" UNGKAPMU
NYATANYA DUA
APAKAH "A" DAN "B" ITU SAMA...
APA MUNGKIN SATU ITU SAMA DENGAN DUA
ENTAHLAH......

PENAMPILAN MENAWAN....
KWALITAS OTAK NUMBER ONE....
AKHLAK.......?
DIRAGUKAN.....

JAS MU DISETRIKA RAPI...
DASI MU LEMBUT SEKALI...
SEPATU MU.....
SEPATU MU.....
AKU BISA BERCERMIN DISITU....

JERUJU BESI ....
ITU PANTAS BUAT MU...
TIMAH PANAS......
ITU AKU SETUJU.......
DIGANTUNG......
MENDUKUNG 100%.....

Kamis, 22 November 2012

PUISI "KEGAGALAN KU SIKSAMU KEBERHASILAN KU MIMPIMU"


“KEGAGALAN KU SIKSAMU KEBERHASILAN KU MIMPIMU”
Cipt : Agung Suharmanto


Ketika semua gelap tanpa cahaya…
Menyelinap tajam dalam dekapan…
Di balik tirai kegelapan…
Bersembunyi setetes pelita yang terang…
                   Terombang-ambing tiada tahu arah…
                   Menembus tanpa ada keberhasilan…
                   Terus menapak tanpa tujuan yang jelas…
                   Menangis dalam seonggok cerita…
                   Karena itu semua tanpa mu Guru…
Ketika semua cerah bagai pelita…
Perihal kasih telah diberikannya…
Menantang luas dengan pasti…
Menyelinap pelan dengan tujuan yang jelas…
                   Melayang jauh di bawah atmosfer…
                   Melaju kencang dengan optimis…
                   Menyeruak tajam bagai pedang…
                   Menembus sum-sum tiada terasa…
                   Berkat engkau wahai Guru…
Karena itu…
Kegagalanku adalah siksamu…
Keberhasilanku adalah mimpimu…
Wahai Bapak dan Ibu Guru ku…


Kamis, 01 November 2012

=== BAIT SEDIH ===

=== BAIT SEDIH ===

Dalam lirih ku beralunn.........
Menyapa sepi utk singgah
melengkapi rapuh yg ku rasa

Meski mutiara tak sanggup berhenti
Meski pedih masih tersemat dalam hati
Beri lah daku secuil ERTI.....
Dari isak dan rintih ku bersedihh..........

Telah ku torehkan kata...
dalam "BAIT SEDIH " ku berbicara
Menari di lembar kelamm
Hingga tercurah sedih yang ku pendam.....................

"sang penggubah prinsip-Prinsip!!!!"

by: REZKI RIDHO DATMI

Syair " AWAN"


 “Awan, kau menangis lagi. Mengapa awan? Apakah petir menyakitimu lagi? Kasihan aku melihatmu awan. Kau itu lembut, rapuh. Tapi mengapa kau tetap bersikukuh ingin selalu bersama petir? Sudah kukatakan waktu lalu, kau tidak akan cocok dengan petir. Kau sendiri tau bagaimana petir. Petir itu kasar, jahat. Kau tidak pantas dengannya. Kau pantas bersama pangeran awan yang dari dulu mencintaimu dengan tulus. Tapi mengapa kau tetap memilih petir? Lihat yang diperbuatnya padamu. Kau jadi sering menangis. Aku sedih jika melihatmu begini. Kau nampak tidak bahagia. Katakanlah padaku awan. Mengapa?”
“Kau tidak tau langit. Kau tidak tau bahwa aku sangat bahagia bersamanya.”
“Tapi kau selalu menangis awan. Apakah itu artinya bahagia?”
“Ya, langit. Aku bahagia bersamanya”
“Tapi dia selalu menyakitimu awan”
“Tidak. Dia tidak menyakitiku. Aku tidak merasa disakiti olehnya, langit. Aku membutuhkannya. Tidakkah kau tau, langit? Aku tidak akan bisa memberi tahukan kepada bumi bahwa aku akan menurunkan hujan jika tidak ada petir. Petir itu berbeda bagiku. Dia spesial. Walaupun menurutmu dia kasar dan jahat, sebenarnya tidak. Kau hanya belum memahaminya. Kau tidak tau dia yang sesungguhnya. Petir itu penyayang. Dia menyayangiku. Hanya saja caranya yang berbeda, langit. Kau harus yakin itu.”
“Jangan coba coba bohongi aku awan. Kau jelas jelas sering sakit karena petir. Kau juga selalu menangis. Aku yang paling mengertimu awan. Aku tau, hanya hal hal yang sangat menyakitkanlah yang dapat membuatmu menangis. Jangan kau sakiti hatimu sendiri dengan keyakinan kosong itu awan. Jujurlah padaku.”
“Aku sudah jujur kepadamu langit. Aku baik baik saja. Malah, aku bahagia. Kau hanya belum mengenal petir, langit.”
“Astaga. Lihat, awan. Kau mulai menangis lagi. Awan, kumohon, tinggalkan dia. Kau tidak pernah bahagia bersamanya, awan. Bagaimanapun, petir itu kasar. Tinggalkan dia, awan. Tinggalkan dia. Kumohon.”
“Tidak langit. Aku tidak akan meninggalkannya. Apapun yang kau katakan, aku tetap menyayangi petir !”
Oh, astaga, langit. Maafkan aku. Aku mengecewakanmu. Aku memang tidak bahagia bersama petir. Tapi entah mengapa, aku merasa nyaman denganya, walaupun petir tidak mempedulikanku. Kau benar, langit. Aku bodoh telah membohongi hatiku sendiri. Aku sangat tidak pantas bersama petir. Tapi apakah cinta hanya tentang pantas dan tidak pantas? Kau tidak mengerti, langit, Cinta itu tentang menyayangi. Dan betapa aku sangat mencintai petir. Aku tidak bisa membencinya, langit. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa menjauhinya, tak mempedulikannya, meninggalkannya. Aku tak bisa. Mungkin aku makhluk paling bodoh dibumi ini. Sebenarnya aku iri denganmu, langit. Kau sangat bahagia bersama matahari. Aku iri. Sangat iri. Kapan aku bisa sepertimu? Bahagia bersama orang yang kusayang, sepertimu? Apa semesta tidak mengizinkanku bahagia? Apakah selamanya aku hanya mengalami cinta yang penuh penderitaan, langit?

From : Nabilla Khairunissa Bahar
free counters

One direction - What makes you beatiful